Posts Tagged ‘parasitoid’

RESPONS FUNGSIONAL PARASITOID TRICHOGRAMMA PRETIOSUM TERHADAP TELUR Corcyra cephalonica: PENGARUH KEPADATAN INANG DAN SUHU

Sapdi

ABSTRACT

            A laboratory study has been conducted to investigate the functional response of parasitoid Trichogramma pretiosum on egg-host, Corcyra cephalonica. The treatments were egg-host density (5, 10, 15, 30, and 60 eggs per pias) and temperature (18 oC, 25oC, and room temperature). The eggs of host were exposed to the parasitoid for 24 hours at the temperature tested. Then, the parasited eggs were reared at room temperature until they were darkened. The number of parasitized eggs was observed. The result of the study showed that the type of functional response of T. pretiosum on eggs of C. Cephalonica was type II. The percentage of parasitization increased with the increase of egg-host density and temperature tested.

Keywords:   functional response, Trichogramma pretiosum, Corcyra cephalonica, egg-host density, temperature.

PENDAHULUAN

            Pengendalian hayati serangga hama dengan mengoptimalkan peranan parasitoid telah mendapat perhatian yang serius para peneliti yang berkecimpung dalam bidang entomologi terapan. Salah satu genus parasitoid yang banyak diteliti akhir-akhir ini adalah Trichogramma (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Sebenarnya parasitoid ini telah dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati untuk berbagai spesies serangga hama ordo Lepidoptera lebih dari seratus tahun (Smith, 1996).

Trichogramma merupakan parasitoid telur pada berbagai spesies serangga Lepidoptera, antara lain Ostrinia furnacalis (penggerek batang jagung), Chilo sacchariphagus (penggerek batang tebu), dan Helicoverpa armigera (penggerek buah kapas) (Kalshoven, 1981). Pada saat ini, di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, HPT IPB juga sedang diteliti Trichogramma pretiosum, meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan upaya pengembangan parasitoid tersebut sebagai agen pengendali hayati. Sebagai inang dalam upaya perbanyakan parasitoid ini di laboratorium digunakan telur Corcyra cephalonica (Lepidoptera: Pyralidae). Serangga ini merupakan salah satu hama utama pada beras di penyimpanan (Kalshoven, 1981).

Untuk mengetahui sejauh mana keefektifan parasitoid T. pretiosum dalam mengendalikan populasi C. cephalonica perlu dipelajari kemampuan parasitoid tersebut untuk memarasit inangnya. Hal ini dapat diukur dengan melihat respons fungsional parasitoid tersebut (Doutt, 1973). Dalam interaksi inang-parasitoid, respons fungsional menggambarkan suatu hubungan antara laju parasitisasi oleh parasitoid dengan kepadatan inangnya (Price, 1984; Wang & Ferro, 1998). Merujuk pada tulisan Holling (1959), mereka menyatakan bahwa hubungan tersebut dapat digambarkan dengan suatu kurva yang konstan, tidak terpaut kepadatan (Tipe I), kurva yang meningkat, terpaut kepadatan (Tipe II), dan kurva yang meningkat, yaitu terpaut kepadatan positif dalam kisaran kepadatan inang yang terbatas (Tipe III). Secara lebih sederhana, respons fungsional dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kurvanya yaitu linier (Tipe I), hiperbolik (Tipe II), dan sigmoid (Tipe III) (Hassell, 2000).

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat respons fungsional parasitoid T. pretiosum pada telur C. cephalonica pada berbagai tingkat kepadatan dengan suhu yang berbeda pada saat pemaparan. Dalam percobaan ini, penentuan tipe respons fungsional hanya didasarkan pada bentuk kurva yang diperoleh dari hubungan antara jumlah telur terparasit dengan kepadatan telur inang. Sebagai data tambahan juga dihitung persentase parasitisasi pada berbagai tingkat kepadatan telur inang dan suhu pada saat pemaparan.