Posts Tagged ‘tsunami’

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS DI LAHAN TSUNAMI

Mardhiah Hayati, Erita Hayati, dan Denni Nurfandi

 

ABSTRACT

 

The study was aimed at determining responses of several sweet corn varieties to organic and inorganic fertilizers on tsunami affected land and knowing interactions between both factors on growth and yield of sweet corn. The experiment was conducted in Village of Lampuuk, Lhoknga, District of Aceh Besar, from January 7 to March 19, 2008. This research was conducted using a randomized complete block design (RCBD), 3 x 3 with 3 replications. There were two factors studied, namely fertilizations, consisting of 3 levels: 100% organic fertilizer, 50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizers and 100% inorganic fertilizers. The second factor was varieties, consisting of 3 levels: Sweet Boy, Hawaiian Sweet Corn Hybrid F1 and Super Bee. The results showed that fertilization significantly affected ear weight with and without cornhusk, but did not affect diameter of ear and seed rows per ear. The highest result was found at a treatment of 50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizers, but was not significantly different from 100% organic fertilizer. Varieties showed no significant effects on all variables observed. There were significant interactions between fertilizations and varieties on plant height at age 42 and 63 day after planting (DAP), leaf length at age 21, 42, and 63 DAP, and root fresh weight at age 21 DAP. The best plant growth was found at a combination of Sweet Boy and 50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer.

Keywords: organic and inorganic fertilizer, corn, tsunami


 

PENDAHULUAN

Daerah sentral produksi jagung (Zea mays L.) di Indonesia pada umumnya terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, selanjutnya meluas ditanam di luar pulau Jawa. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) merupakan salah satu dari 7 golongan tanaman jagung. Jagung manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa. Selain itu, umur produksi lebih pendek (genjah) sehingga sangat menguntungkan (Rukmana, 1997).

Menurut Koswara (1986), sifat manis pada jagung disebabkan oleh gen su-1 (sugary), bt-2 (brittle) ataupun sh-2 (shrunken). Gen ini dapat mencegah perubahan gula menjadi zat pati pada endosperma sehingga jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lebih banyak dari jagung biasa.

 

Untuk mendapatkan hasil tanaman jagung yang baik, faktor yang sangat mempengaruhinya adalah iklim dan morfologi tanaman itu sendiri. Akar merupakan salah satu faktor dari morfologi tanaman. Dengan perakaran yang sehat, tanaman jagung akan lebih kokoh dan dapat menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah lebih banyak lagi, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman lebih maksimal.

Bencana alam tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 telah menyebabkan terbawanya garam laut yang terlarut dalam jumlah besar ke lahan pertanian. Menurut Azwar (2005), penimbunan garam terlarut di dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat mengurangi kesanggupan benih mengabsorbsi air dan secara tidak langsung akan menghambat perkecambahan. Harahap (1984) menyatakan bahwa kadar garam yang tinggi menyebabkan rendahnya persentase tumbuh benih dan pertumbuhan terhambat akibat ber-kurangnya air yang dapat diserap oleh tanaman.

Mengatasi tanah akibat tsunami, disarankan untuk menggunakan pupuk organik. Namun demikian, pupuk anorganik tetap diperlukan. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman untuk hidupnya membu-tuhkan paling tidak 16 unsur hara esensial yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur hara ini diperoleh tanaman dari tanah atau diberikan melalui pemupukan. Pemupukan adalah pem-berian pupuk kepada tanaman melalui tanah, dan atau bagian tertentu dari tanaman, bertujuan untuk menambah unsur hara yang diperlukan tanaman (Sutedjo, 1987).

Pupuk yang diberikan pada tanaman biasanya didasarkan kepada kebutuhan tanaman dan tersedianya unsur hara di dalam tanah untuk tanaman. Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat tergantung oleh kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis pupuk untuk tanaman jagung manis rata-rata adalah : Urea = 435 kg/ha, TSP = 335 kg/ha (SP 36 = 428 kg/ha) dan KCl = 250 kg/ha. Sedangkan untuk pupuk organik adalah 10 ton/ha (Palungkun dan Budiarti, 2004).

Selain pupuk, perlu diperhatikan varietas yang cocok untuk lahan yang rusak atau varietas yang tahan terhadap kondisi tanah yang telah terkena tsunami. Hal yang terpenting adalah varietas yang cocok dengan lingkungan setempat. Pemilihan varietas bertujuan agar setiap varietas yang dibudidayakan suatu daerah dapat beradaptasi dengan baik karena masing-masing varietas memiliki daya beradaptasi yang berbeda-beda (Anonymous, 1992).

Varietas adalah salah satu di antara banyak faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman. Selain faktor ling-kungan, penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang terpenting untuk mencapai produksi yang tinggi. Penggunaan varietas unggul mem-punyai kelebihan dibandingkan dengan varietas lokal dalam hal produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, respons pemupukan dan ketahanan terhadap gaya-gaya perusak luar lainnya sehingga produksi yang diperoleh baik kualitas maupun kuantitas dapat meningkat (Soegito dan Adie, 1993).

Beberapa varietas jagung manis yang sudah dilepas dan dibudidayakan antara lain adalah Sweet Boy, Hawai Sweet Hybrida F1, Super Bee, Super Sweet, Bisi Sweet 1, Bisi Sweet 2, Bisi Sweet 3 dan Bisi Sweet 4. Penelitian ini menggunakan tiga varietas yaitu Sweet Boy, Hawai Sweet Hybrida F1, dan Super Bee.

Jagung manis varietas Sweet Boy mempunyai rasa sangat manis, penampilan tanaman kokoh dengan daun berwarna hijau gelap, umur panen sedang, agak tahan terhadap penyakit karat daun, toleran terhadap penyakit bulai, tahan rebah dan adaptasi baik di dataran rendah maupun tinggi. Varietas ini mempunyai hasil rata-rata 12.7 tongkol berkelobot/ha dan 11.3 tongkol tanpa kelobot /ha.

Varietas Hawai Sweet daerah adaptasi baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi, berumur 100 hari di dataran tinggi dan 64 hari di dataran rendah. Rata-rata hasil 12 ton/ha berkelobot, 9.5 ton/ha tanpa kelobot.

Varietas Corn Super Bee dapat ditanam di daerah dataran rendah, menengah dan dataran tinggi, berat 300 – 400 g/tongkol. Potensi hasil 12 – 14 ton/ha, toleran terhadap penyakit bulai dan karat daun, dapat dipanen pada umur 70 hari setelah tanam (Keputusan Menteri Pertanian, 2000).

Berdasarkan uraian di atas, belum diketahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis akibat pemakaian kombinasi pupuk organik dan anorganik di lahan terkena tsunami, maka perlu dilakukan serangkaian penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk dan kombinasi pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung manis pada lahan terkena tsunami, serta untuk mengetahui interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH BEKAS TSUNAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU DI DESA BLANG KRUENG

Muhammad Hatta dan Nurhayati

 

ABSTRACT

The experiment was aimed at studying dosages of organic matter for growth and production of several varieties of mung bean in the tsunami affected land. The experiment was conducted at Blang Krueng Village, a tsunami affected area, from July to September 2006. The experiment applied factorial completely randomized design with three replicates. Two factors were studied, i.e. varieties and dosages of organic matter. Varieties were consisted of Gelatik, Parkit, and local while dosages were consisted of 0, 10, 20, and 30 t/ha. The results showed that varieties significantly afffected dried weight of grain per plot, but did not significantly affect other variables. Parkit variety had the best one. Dosages of organic matter did not significantly affect variables observed.


PENDAHULUAN

Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) memegang peranan penting dalam menunjang program diversifikasi pangan. Tanaman yang mengandung berbagai vitamin ini memiliki potensi yang sangat besar, sehingga produksinya perlu terus ditingkatkan. Namun, lahan pertanian yang subur untuk pengembangan tanaman ini relatif terbatas. [1]

Kesulitan akan lahan ini diperburuk dengan adanya tsunami. Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang terkena musibah tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 telah menyebabkan kerusakan lahan pertanian yang cukup parah.

Salah satu faktor pembatas dalam pemanfaatan lahan bekas tsunami adalah kesuburan tanahnya telah menurun, akibat terkontaminasi garam-garam yang terbawa oleh air tsunami. Garam-garam ini menyebabkan salinitas tanah meningkat dan ini akan menurunkan laju nitrifikasi.

Menurut Kissel et al. (1997), penurunan laju nitrifikasi biasanya diikuti dengan meningkatnya potensial osmotik larutan tanah, sehingga hanya sedikit organisme dalam tanah yang toleran terhadap salinitas. Selanjutnya Tan (1991) menambahkan kehadiran ion Na+ pada tanah yang salin dalam jumlah yang tinggi dapat membuat partikel tanah tersuspensi sehingga dapat menurunkan porositas tanah dan aerasi.

Peningkatan laju nitrifikasi pada tanah salin dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik yang memiliki kandungan unsur hara nitrogen. Penambahan bahan organik pada reklamasi tanah bekas tsunami sebagai pupuk organik pada lahan pertanian diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dan dapat dimanfaatkan sebagai alternative pengganti penggunaan pupuk anorganik.

Menurut Buckman dan Brady (1982) penambahan bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, maupun biologi tanah. Lebih lanjut Syarief (1986) menyatakan, disamping dapat menambah unsur hara ke dalam tanah, bahan organik juga dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah, dan mendorong kehidupan/kegiatan jasad renik di dalam tanah. Bahan organik ini dapat memberikan sumber energi bagi mikroorganisme tanah untuk membentuk nitrat tanah yang merupakan unsur hara yang sangat diperlukan tanaman.

Selama pertumbuhan dan perkembangannya dari mulai berkecambah sampai kemudian menghasilkan buah atau bagian lainnya yang dipanen, tanaman membutuhkan unsur hara. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhannya terganggu dan menurunnya produksi.

Salah satu alternatif peningkatan kesuburan lahan pertanian kacang hijau pada reklamasi tanah bekas tsunami adalah dengan memberikan bahan organik berupa pupuk kandang. Namun, berapa dosis pupuk kandang yang sesuai bagi beberapa varietas kacang hijau pada lahan yang terkena tsunami belum diketahui. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui dosis pupuk kandang yang tepat bagi tiga varaietas kacang hijau yang dicobakan terhadap pertumbuhan dan produksinya.

SIFAT-SIFAT TANAH DAN AIR YANG TERPENGARUH TSUNAMI DI KECAMATAN LHOONG KABUPATEN ACEH BESAR

Hairul Basri, Syakur, dan Alfian Rusdi

ABSTRACT

The aims of the research were to evaluate soil characteristics, to study land suitability and to propose recommendation of land use and rehabilitation of the tsunami affected agricultural area in Lhoong Sub-District. The result showed that soil textures were varied from very coarse at the area near the coastline to rather fine at the area far from the coast. The soil structures of topsoil were generally plate and blocky, and at subsoil generally massive. The quality of irrigation water in Sub District of Lhoong was still suitable for crops. The pH of water was neutral and low in salinity (0, 4 mS cm-1). The recommendations for land of class A were (1) cleaning and repairing of irrigation and drainage channel, (2) leaching of salinity in topsoil from soil profile by flooding method (irrigation basin) or furrow irrigation, (3) making the ditches for cultivation in managing the excess of salinity, (4) establishing ditches for paddy, and (5) requiring a specified amount of water for the leaching processes and the amount of water required for crops. The recommendation for land class B were (1) cleaning and repairing of irrigation and drainage channel, (2) removing the sediment above the topsoil, (3) leaching the salt from topsoil passing soil profile by irrigation water, (4) constructing ditches for cultivation in managing the excess of salinity.

Keywords: soil, water, tsunami, Lhoong


PENDAHULUAN

Kecamatan Lhoong meru-pakan salah satu wilayah kabupaten yang mengalami bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan termasuk kategori wilayah kerusakan yang paling parah dengan intensitas kerusakan antara 61-85%. Sebagian besar areal pertanian terutama lahan persawahan, pekarangan, dan tegalan, tidak dapat difungsikan lagi karena telah tertimbun oleh sampah dan sedimen serta bahan-bahan reruntuhan gedung atau perumahan.

Infrastruktur yang ada seperti jalan, jembatan, perkantoran, pasar, dan sarana yang mendukung usaha rakyat baik yang berhubungan dengan tempat kegiatan ekonomi maupun pelayanan jasa juga telah sirna. Demikian juga dengan prasarana irigasi yang selama ini telah beroperasi dengan baik, ternyata juga telah mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.

Satu di antara kecamatan yang mengalami kerusakan paling parah adalah Kecamatan Lhoong. Luas areal yang terkena dampak tsunami kecamatan tersebut diperkirakan lebih 3.000 hektar dan 60% dari wilayah tersebut merupakan lahan pertanian yang produktif.

Masalah utama yang berhubungan dengan kualitas lahan yang terkena dampak tsunami adalah meningkatnya salinitas tanah, ketebalan sedimen, menurunnya kualitas air, dan buruknya sistem sanitasi lingkungan. Akibat gelombang tsunami yang menimpa Provinsi Aceh, banyak lahan pertanian di wilayah pesisir pantai mengalami kerusakan akibat terjadinya akumulasi sampah dan sedimen serta bahan-bahan pencemar lainnya seperti sampah-sampah rumah tangga, logam berat, dan senyawa beracun lainnya yang terbawa lewat lumpur tsunami. Sebaran sedimen bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain. Ketebalan sedimen dan masalah salinitas tanah dan air dapat mempengaruhi upaya remediasi lahan untuk pertanian.

Penelitian difokuskan pada pengkajian sifat-sifat tanah dan air yang terpengaruh tsunami pada beberapa lahan pertanian di Kabupaten Aceh Besar khususnya di Kecamatan Lhoong.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi sifat-sifat tanah dan air pada lahan yang terkena Tsunami serta arahan reklamasi dan rehabilitasi tanah di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.